Dia sudah menginjak lima tahun. Entah berapa banyak pujian yang aku lontarkan untuk putri keduaku selama ini. Aku sangat bangga menjadi ibunya. Dia tumbuh jadi anak perempuan yang cantik, pandai, lembut, sopan. Dia begitu istimewa. Terkadang, aku merasa bersalah karena kerap meninggalkannya karena urusan pekerjaan. Tapi, aku yakin, dia tahu bahwa aku sangat mencintainya.
Dia, Lucy Paramita Candrakirana, kami memanggilnya, Mita.

Teringat lima tahun silam, ketika proses persalinan, pak suami bertekad menemaniku. Bahkan, dia menolak penugasan dari kantornya. Padahal, tugas itu sangat diimpikannya.
Teringat, lima tahun silam, abang Edo belum mau menerima kehadiran sang adik. Namun, seiring berjalannya waktu, EdoMita seakan tak terpisahkan.
Teringat, lima tahun silam hingga berusia dua tahun, Mita lulus ASI eksklusif. Jujur saja, hal itu membuat saya bangga. Meskipun saya bekerja, tetap bisa melakukannya.
Teringat, lima tahun silam hingga sekarang, Mita belum mengenyam pendidikan formal. Tapi, entah nanti, apakah sekolah formal jadi pilihannya di kemudian hari.

Ah Mita, gadis mungil, kriwul yang menggemaskan, kini sudah lima tahun.
Banyak cinta untukmu

Jaga adik ya, bang
Jaga adik ya, bang

mitakecil
mitakecil